Hadapi Perubahan Iklim, BSIP Gorontalo Sosialisasikan CSA pada Sekolah Lapang
Kamis/11 Mei 2023, BSIP Gorontalo menjadi narasumber pada acara Sekolah Lapang Iklim (SLI) Tematik Provinsi Gorontalo Tahun 2023 yang diselenggarakan oleh Stasiun Klimatologi Gorontalo. Dalam laporannya, Merpati T. Nalle, Kepala Stasiun Klimatologi Gorontalo menyampaikan bahwa tujuan acara ini untuk meningkatkan pemahaman pelaku sektor pertanian menginterpretasi data dan informasi iklim serta istilah klimatologi agar mudah diterapkan di lapangan.
Acara berlangsung di Aula Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian Kota Gorontalo. Acara dihadiri oleh 50 peserta yang terdiri dari 35 orang penyuluh dan 15 orang petani, kelompok tani dan komunitas iklim se-Kota Gorontalo, dan dibuka langsung oleh Kepala Dinas Kelautan, Pertanian dan Pertanian Kota Gorontalo, Ir. H. Abubakar Luwiti.
Dalam sambutannya, beliau menyampaikan ucapan terima kasih kepada Stasiun Klimatologi Gorontalo yang telah menyelenggarakan SLI karena ilmu iklim sangat penting bagi petani dan penyuluh dalam menghadapi perubahan iklim global. Kearifan lokal Panggoba yang dapat menentukan kapan waktu tanam berdasarkan ilmu perbintangan bisa disinergikan dengan informasi iklim dari BMKG dalam menentukan musim hujan dan kemarau.
Dr. Patta Sija yang ditugaskan BSIP Gorontalo sebagai narasumber, dengan materi "Penggunaan Informasi Iklim untuk Mengatur Strategi Pola dan Waktu Tanam", memaparkan dampak perubahan iklim global (Climate change) terhadap sektor pertanian. Strategi menghadapi dampak perubahan iklim adalah antisipasi, mitigasi dan adaptasi. Salah satu penerapan yang bisa dilakukan adalah pertanian cerdas iklim (Climate Smart Agriculture/CSA). Pergeseran musim dan berubahnya pola hujan akibat climate change berpengaruh terhadap pola dan waktu tanam komoditas pertanian.
Penggunaan informasi iklim sangat membantu petani mengatur strategi pola dan waktu tanam yang tepat serta menentukan varietas unggul yang ditanam sesuai kondisi iklim saat itu. Rekomedasi varietas unggul padi dan jagung yang memiliki karakter khusus menghadapi dampak perubahan iklim juga disampaikan. Varietas unggul padi untuk mengurangi emisi, toleran rendaman/banjir, kekeringan, salinitas dan umur genjah serta varietas unggul jagung toleran kekeringan dan naungan bisa menjadi pilihan petani untuk ditanam dalam kondisi iklim yang dinamis.
Acara Sekolah Lapang Iklim Tematik ini mendapat respon positif dari peserta yang hadir bahkan berharap kepada panitia bisa dilaksanakan lebih dari satu hari. Peserta juga mengapresiasi penjelasan materi dari BSIP Gorontalo yang aplikatif karena merasa terbantu untuk diterapkan dilapangan. Peserta berharap akan ada acara serupa di masa depan yang dapat membantu mereka dalam menghadapi dampak perubahan iklim yang semakin kompleks. (PS)