Melihat Progres Geltek Penas XVI
Waktu baru menunjukkan pukul 8 pagi di Kota Padang, Sumatera Barat. Beberapa pekerja sudah bergelut mengolah lahan, tanaman, dan sarana-prasarana pendukung di lokasi gelar teknologi (geltek) Pekan Nasional (Penas) Tani dan Nelayan XVI di Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Sutan Sjahrir.
Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementerian Pertanian menjadi penanggung jawab gelar teknologi tersebut. Sejak awal tahun 2023, BSIP bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, Pemerintah Kota Padang, Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), dan pihak lainnya telah melakukan sejumlah persiapan, mulai dari pengolahan lahan, pembagian blok, hingga pembangunan sejumlah fasilitas.
“Menurut saya progres geltek sudah on schedule. Artinya semua yang kita buat sudah sesuai dengan jadwal yang kita tetapkan. Setiap blok sudah mulai mengisi materinya,” jelas Rustam saat diwawancara pada Selasa (9/5) di Laboratorium Diseminasi BPSIP Sumatera Barat.
“Secara presentasi menurut saya sudah 75% (progres). Yang disiapkan sekarang blok-blok yang menanam di luar, nanti produk yang ditampilkan dipindahkan ke lahan geltek sesuai waktu yang mereka rencanakan,” kata Rustam.
Pada lahan gelar teknologi, BSIP menampilkan berbagai komoditas. Saat kunjungan lapang pada 9 Mei 2023, beberapa tanaman sudah menunjukkan pertumbuhan yang baik, antara lain padi gogo varietas Inpago 9 dan 13; jagung varietas JH-37; sorgum varietas Soper 9, Suri 4, Bioguma 1, Bioguma 2, dan Bioguma 3; bawang merah varieas Sembrani, Sumbu Merapi, Batu Ijo, dan SS Sakato; edamame varietas Biomax 1 dan 2; semangka varietas Serif Saga Agrihorti; tabulampot buah-buahan; dan kabocha.
“Sesuai dengan arahan Bapak Menteri Pertanian, geltek kali ini harus naik kelas. Tentu kita akan menunjukkan percontohan pertanaman berbagai komoditas dengan memanfaatkan teknologi pertanian presisi,” ungkap Fadjry saat kunjungan ke lokasi pada Kamis (11/5).
Adapun pertanian presisi yang ditampilkan BSIP adalah automasi sistem pengairan dan pemupukan. Beberapa komponennya antara lain Automatic Weather Station (AWS), database dan DSS, node coordinator, node sensor, node router, maupun fertigation.
Dengan automasi sistem tersebut, pengairan dan pemupukan yang diberikan dapat dikontrol waktu dan dosisnya sesuai kebutuhan tanaman. Selain itu, sistem ini juga memungkinkan petani dapat mengontrol tanaman secara mobile karena sistem terhubung dengan internet. (Hms/Nita)